TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama kepolisian tengah menginvestigasi kebocoran gas Hidrogen Sulfida atau H2H yang diduga terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Langkah ini didukung penuh oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) selaku penanggung jawab proyek tersebut. "SMGP terus memberikan dukungan penuh terhadap proses investigasi yang sedang berlangsung," kata Head of Corporate Affairs SMGP Yani Siskartika dalam keterangan resmi, Sabtu, 13 Maret 2022.
Yani menjelaskan, penyelidikan internal SMGP menyimpulkan bahwa tidak ada kebocoran gas H2S selama pengujian sumur AAE-05 yang saat itu diduga mengakibatkan gangguan kesehatan pada masyarakat di desa Sibanggor Julu.
"Pantauan terakhir, tidak ada lagi warga yang dirawat di rumah sakit setempat. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan kepada masyarakat, termasuk bantuan kesehatan," kata Yani.
Pada 10 Maret 2022, SMGP telah berkoordinasi dengan Gubernur Sumatera Utara dan pemangku kepentingan terkait lainnya termasuk pihak berwenang. SMGP mendukung keputusan Pemerintah Propinsi Sumatera dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal untuk menghentikan sementara uji sumur AAE-05 hingga penyelidikan selesai.
Sementara itu, kegiatan lainnya berjalan normal sesuai anjuran EBTKE. "SMGP akan selalu mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) untuk semua kegiatan operasi," ucap Yani.
Kegiatan operasi tersebut mencakup pengujian sumur, mempertimbangkan tinjauan ketat oleh EBTKE, dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk rencana mitigasi yang lebih lengkap dan menyeluruh terkait isu sosial.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan pemerintah terus melakukan investigasi terkait insiden adanya kebocoran gas tersebut. "Pemerintah tengah menginvestigasi laporan tersebut dengan membentuk tim gabungan terdiri dari Direktorat Jenderal EBTKE dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara," kata Agung.
Saat ini, tim gabungan yang terdiri atas Ditjen EBTKE dan Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Sumatra Utara tengah melakukan penyelidikan termasuk berkoordinasi dengan pihak Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Mandailing Natal. "Tim juga melakukan pengkajian potensi sumber H2S lainnya di sekitar lokasi," katanya.
PT Sorik Marapi Geothermal Power adalah pemegang sah hak mengelola dan mengembangkan sumber daya panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi Sorik Marapi - Roburan - Sampuraga di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Sebelumnya, 58 warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, mengalami keracunan massal pada Ahad pekan lalu, 6 Maret 2022. Keracunan massal itu diduga berasal dari gas beracun H2S dari penguji sumur AAE-05.